Powered By Blogger

Sabtu, 20 Desember 2014

Dosa Ghibah Seperti 30 kali Berzina.

Sebelum Membicarakan Jelek Saudaramu
-DOSA GHIBAH SEPERTI 30 KALI BERZINA-
Assalamualaikum Wr.Wb
Bismillah...
Sobat Muslim, Ghibah adalah menggunjingkan orang lain untuk membicarakan aibnya, kekurangannya, kecacatannya, dan rahasianya. Bila orang yang diperbincangkan mendengar pasti merasa jengkel dan benci. Perbuatan semacam ini merupakan kedzaliman, meskipun yang dibicarakan itu sesuai dengan kenyataan.
Untuk menghindari perbuatan tersebut cobalah dengan menjaga lidah jangan sampai terjebak dalam perbuatan ghibah.
Perhatikan firman Allah berikut :
"Hai orang orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah Maha penerima taubat lagi Maha penyayang."(Surat Al Hujurat :12)
Jelas sudah, bahwa Allah Ta'ala menyerupakan orang yang suka menggunjin saudaranya bagaikan orang yang memakan bangkai. Dan bila kita mau menutupi kecacatan dan keburukan orang lain, maka Allah akan menutupi kecacatan dan keburukan kita, dan sebaliknya jika kita suka membuka keburukan orang lain semasa di dunia, maka Allah akan membuka rahasiamu dan keburukanmu di hadapan para makhluq pada hari kiamat.
Dan ganjaran bagi orang yang ghibah adalah termasuk dosa besar. Karena perbuatan ini sama dengan menjatuhkan kehormatan, mencemarkan nama baik, menginjak inja wibawa orang yg kita gunjing, orang yang melakukan ghibah akan mendapatkan siksa neraka yang tak akan bisa dihindari. Menbicarakan kejelekan orang lain itu lebih keji dari pada 30 kali perbuatan zina.(ketetangan ini bisa sobat muslim cek di kitab Bidayatul Hidayah karya Al Ghazali)
Firman Allah yang artinya :
"Hai orang orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan kau yanglain(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita wanita (mengolok-olokkan) wanita wanita lain boleh jadi wanita wanita (yang di perolok-olokan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar gelar yang buruk."(Surat Al Hujurat : 11)
Untuk itu hiasilah hati kita dengan akhlak yang terpuji, jauhilah prasangka buruk terhadap siapapun, serta hindari menggunjingkan perihal orang lain. Sebab perbuatan ini merupakan tipu daya setan yang akan menjatuhkan kita kfalam lembah kefasikan.
Cepat kita ucapkan istighfar...
Astagfirullah...
Dan jangan lupa untuk selalu memohon ampunan kepada Allah, juga mohon perlindungan-Nya agar diselamatkan dari segala bujuk rayu setan. Aamiin...
Sebarkan catatan kecil ini dengan cara tekan "bagikan" yang mudah mudahan bermanfaat bagi sobat muslim yang lain...
Wassalam...
Kadang kita membicarakan jelek orang lain (ghibah), padahal diri kita sendiri penuh kekurangan. Seharusnya kita pandai bercermin, melihat kekurangan sendiri.
Sebagian wanita yang berjilbab kecil, kadang berkomentar sinis pada ibu berjilbab syar’i, “Idih, jilbab gede ini, kayak teroris saja.”
Sebagian kita lagi membicarakan kelakuan jelek tetangganya, “Itu loh tetangga kita, punya mobil baru lagi, benar-benar tak pernah puas dengan duniia ini,.
Sebelum membicarakan kejelekan saudaramu, coba pikirkan hadits ini.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
يُبْصِرُ أَحَدُكُمْ القَذَاةَ فِي أَعْيُنِ أَخِيْهِ، وَيَنْسَى الجَذْلَ- أَوْ الجَذْعَ – فِي عَيْنِ نَفْسِهِ
“Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya.” (HR. Bukhari dalam Al Adabul Mufrad no. 592, riwayat yang shahih)
Maksud perkataan sahabat Abu Hurairah di atas adalah sama seperti pepatah dalam bahasa kita “Semut di seberang lautan nampak, gajah di pelupuk mata tak nampak”.
Artinya, aib orang lain sebenarnya kita tidak tahu seluruhnya. Selalu kita katakan mereka jelek, mereka sombong, mereka sok alim, dan cap jelek lainnya. Sedangkan aib kita, kita yang lebih tahu. Kalau aib orang lain kita hanya tahunya “kecil” makanya Abu Hurairah ungkapkan dengan istilah “kotoran kecil di mata”. Namun aib kita, kita yang lebih tahu akan “besarnya”, maka dipakai dalam hadits dengan kata “kayu besar”. Sebenarnya kita yang lebih tahu akan kekurangan kita yang begitu banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Wikipedia

Hasil penelusuran