Powered By Blogger

Sabtu, 16 Mei 2015

Ayat-Ayat Alquran Ini Terbukti Secara Ilmiah

Ayat-Ayat Alquran Ini Terbukti Secara Ilmiah.

Alquran merupakan kitab suci yang sangat luar biasa. Karena di dalamnya terdapat banyak sekali menafaat dan ilmu pengetahuan. Meski banyak orang-orang kafir yang menuduh Alquran hanyalah sebuah 'buku karangan' yang dikarang oleh Nabi Muhammad SAW, namun nyatanya semua itu mulai terbantahkan.

Kita, sebagai umat Islam pasti 100% meyakini bahwa Alquran adalah kitab suci yang memang langsung datang dari Allah untuk pedoman umat manusia dan membenarkan serta menyempurnakan kitab-kitab terdahulu (taurat, zabur, dan injil).
Exalted is He who created all pairs - from what the earth grows and from themselves and from that which they do not know.

Menjawab tuduhan-tuduhan orang kafir yang menuduh bahwa Alquran itu hanyalah buku karangan Rasulullah, ternyata kita tidak perlu susah payah untuk membuktikannya. Karena Allah telah mempunyai cara tersendiri untuk membuktikannya. Saat ini kita bisa lihat bahwa banyak sekali ilmuwan-ilmuwan serta para peneliti kafir yang tercengang dengan hasil penelitian mereka sendiri.

Karena, hasil dari penelitian mereka ternyata cocok dan sesuai dengan apa yang ada di dalam Alquran, kitab yang sudah berumur 14 abad lebih ini ternyata memiliki keakuratan dan kesamaan dengan apa yang mereka temukan melalui penelitian ilmiah modern.

Hal inilah yang membuat banyak ilmuwan-ilmuwan kafir yang tadinya sangat antipati terhadap Islam bahkan sangat membenci Islam justru berbalik 180 derajat dan memilih menjadi seorang muslim karena memiliki keyakninan dengan apa yang dibawa oleh Muhammad ini (Alquran) adalah ajaran-ajaran yang datang langsung dari Tuhan.

Dan berikut ini adalah beberapa ayat-ayat Alquran yang sangat sesuai dan terbukti secara ilmiah.

1. Api di Dalam Laut

Baca Juga: Keajaiban Al Quran: Api di Dalam Laut

Di dalam Alquran surat Ath-Thur ayat 6 Allah SWT berfirman:

"Ada laut yang di dalam tanahnya ada api," [QS "Ada laut yang di dalam tanahnya ada api,"]

Ayat diatas terbukti secara ilmiah, bahkan baru-baru ini Discovery mempublikasikan video yang berisi munculnya sebuah fenomena retakan di dasar lautan yang mengeluarkan lava (api) yang menyala-nyala. Bagi orang-orang yang tidak mempercayai firman Allah tersebut pasti akan menganggap bahwa hal tersebut hanyalah fenomena alam biasa yang terjadi karena faktor alamiah.

Namun, kita umat Islam tentu meyakini bahwa setiap fenomena alam yang terjadi pasti ada kekuatan yang mengatur dibaliknya. Dalam hal ini Allah-lah yang mengatur itu semua, karena hanya Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

2. Dua Lautan yang Terpisahkan

Dan kali ini, lagi-lagi ilmuwan dibuat tercengang dari apa yang sudah dikabarkan Alquran 14 abad silam. Dalam Alquran surat Ar-Rahman ayat 19-20, Allah SWT berfirman:

"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu," [QS. Ar-Rahman ayat 19]

"antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing." [QS. Ar-Rahman ayat 20]

Penelitian yang dilakukan oleh seorang Oceanografer asal Perancis ini mengungkap misteri dari surat Ar-Rahman ayat 19-20 tersebut. Peneliti bernama Jaques Yves Cousteau itu mengunkapkan bahwa penelitian tersebut dilakukan ketika ia dan tim melakukan eksplorasi bawah laut.

Pada saat itu, ia menemukan bahwa ada kumpulan air tawar yang tidak bercampur dengan air laut. Laut tersebut merupakan pertemuan Samudra Atlantik dan Mediterania. Pada saat menemukan hal menakjubkan tersebut, peneliti tersebut berujar, "'Seolah-olah ada dinding yang membatasi kedua aliran air itu," ujarnya.

"Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi." [QS. Al-Furqan ayat 53]

Bahkan setelah mengetahui ayat ini, ilmuwan tersebut dikabarkan masuk Islam.

3. Jasad Fir'aun Masih Utuh

Kisah Fir'aun yang tenggelam di Laut Merah saat sedang mengejar Nabi Musa dan pengikutnya diabadikan di dalam Alquran. Fir'aun yang diyakini sebagai Ramsess II itu ditemukan dan diteliti oleh ilmuwan asal Perancis yang dipimpin oleh dokter Prof. Dr. Maurice Bucaille.

Dalam penelitian tersebut berhasil menemukan fakta bahwa terdapat sisa-sisa garam yang masih melekat pada jasad mumi tersebut sebagai bukti besar bahwa Firaun mati akibat tenggelam di dalam laut.

Selain itu diketahui juga perihal jasad yang dikeluarkan dari laut, dirawat, dan dijadikan mumi hingga dapat awet hingga sekarang. Namun sebelum penelitian ini diadakan, Alquran telah menjelaskan hal tersebut di dalam Alquran.

"Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu (Fir'aun) supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami." [QS. Yunus ayat 92]

4. Tumbuhan yang Bertasbih

Tumbuhan bertasbih? mungkin terdengar konyol apabila kita hanya melihat tumbuhan sebagai makhluk hidup yang bahkan tidak bisa berbicara sama sekali, namun mari kita baca pengakuan dari Prof. William Brown yang telah meneliti tumbuhan dan ia menemukan kebenaran dari Alquran.

"Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun." [QS. Al-'Isrā' ayat 44]

Hasil penelitian tersebut dipublikasikan di majalah sains ternama, Journal of Plant Molecular Biologies. Setelah menemukan hasil penelitian tersebut, Prof. William Brown menegaskan bahwa dirinya memeluk Islam.

Baca Juga: Benarkah Tumbuhan Bertasbih Kepada Allah?

5. Siklus Air

Darimana air berasal? menurut penelitian modern menerangkan bahwa sebelum hujan terbentuk, terdapat beberapa tahap yaitu: 'bahan baku' hujan naik ke udara, kemudian terbentuklah awan, dan hingga turunlah hujan yang bisa kita lihat dan rasakan.

Dan hal ini sangat bersesuaian dengan firman Allah SWT:

"Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira." [QS. Ar-Rum ayat 48]

Baca Juga: Beginilah Siklus Air Menurut Alquran

6. Proses Penciptaan Manusia

Seorang ilmuwan bernama Dr. Keith L. Moore terkejut setelah hasil penelitiannya ternyata sudah tercatat didalam Alquran. Ia adalah seorang profesor yang terkenal karena literatur tentang Anatomi dan Embriologi hasil penelitiannya menjadi buku pegangan kedokteran di seluruh dunia dan digunakan oleh para ilmuwan, dokter, fisioterapi dan siswa seluruh dunia.

Pada suatu ketika saat ia berada di Arab Saudi, ia didekati oleh sekelompok mahasiswa yang menunjukkan ayat-ayat Alquran tentang penciptaan manusia kepadanya. Betapa terkejutnya ia saat salah seorang mahasiswa menunjukkan ayat tersebut dan menafsirkan artinya kepada Keith L. Moore, ternyata apa yang ada di dalam ayat tersebut adalah sebuah fakta ilmiah yang baru saja ia temukan.

Tahukah Anda? surat apa dan ayat berapa yang Dr. Keith L. Moore baca? ia membaca surat Al-Mu'minūn ayat 13-14.

"Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)." [QS. Al-Mu'minūn]

"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik." [QS. Al-Mu'minūn ayat 14]

Baca Juga: Ilmuwan Terkejut dengan Ayat Tentang Penciptaan

7. Segala Sesuatu Berpasang-pasang

"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui." [QS. Ya-Sin ayat 36]

"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah." [QS. Ads-Dzariyat ayat 49]

Menurut ayat ini, Allah telah menciptakan segala sesuatunya secara berpasangan, termasuk berbagai partikel yang ada di bumi. Seorang ilmuwan asal Inggris, Paul Dirac, berhasil melakukan penelitian yang membuktikan bahwa materi diciptakan secara berpasangan (terdapat proton dan neutron dalam elektron). Penemuannya dinamakan 'Parite'. Dia memperoleh Nobel di bidang fisika pada tahun 1933 karena penemuannya itu.

Baca Juga: Keajaiban Al Quran Tentang Penciptaan yang Berpasang-Pasang

Itulah beberapa ayat Alquran yang sangat sesuai dengan hasil penelitian ilmiah modern saat ini. Sebenarnya masih banyak lagi yang lainnya, mungkin lain waktu akan kami buatkan artikel yang sama. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan dan membuat Anda menjadi makintau.

Jumat, 08 Mei 2015

pengertia hari kiamat sugra dan kubro


NAMA-NAMA LAIN DARI HARI KIAMAT (AKHIR) ADALAH
1. Hari Kebangkitan Besar (Yaumul Qiyamah)
Hari kiamat adalah hari berakhirnya kehidupan dunia yang di tandai dengan hancurnya seluruh makhluk yang telah di ciptakan Allah
2. Hari Pemisah (Yaumul Fashl)
Hari kiamat juga di sebut dengan yaumul fashl ,yang artinya pemisah antara orang yang beriman dengan orang kafir.Pada hari itu manusia di kelompokkan menurut keyakinan agamanya.
3. Hari Perhitungan (Yaumul hisab)
Yaumul Hisan adalah nama lain hari kiamat yang berarti hari perhitungan seluruh amal perbuatan manusia.Pada hari itu ,amal manusia di hitung dengan cermat dan cepat serta di berikan balasan yang setimpal.
4. Hari Pertemuan (Yaumul Thalaq)
Yaumul thalaq yaitu hari pertemuan manusia dengan sesamanya
5. Hari berkumpul (Yaumul Jam`i)
Yaumul Jam`i adalah hari berkumpulnya seluruh manusia sejak zaman Nabi Adam sampai dengan manusia akhir Zaman untuk di tanyakan seluruh amal perbuatannya selama hidup di dunia.
6.Hari Berkumpul (Yaumul Mahsyar)
Yaumul Mahsyar adalah hari saat manusia di kumpulkan di padang rumput mahsyar.Padang Mahsyar adalh daratan yang sangat luas tempat berkumpulnya manusia di akhirat sejak Nabi Adam sebagai manusia yang pertama sampai manusia terakhir yang lahir ke dunia.
7. Hari Kebangkitan (Yaumul Ba`ats)
Yaumul Ba`ats adalah hari saat manusia di bangkitan dari kuburnya.Mahsyar adalah padang yang luas tempat berkumpulnya manusia setelah Yaumul Ba`ats.
8. Hari Perhitungan (Yaumul Hisab )
Yaumul Hisab adalah hari saat datangnya perhitungan dari Allah SWT terhadap amal perbuatan manusia selama hidupnya.Perbuatan manusia akan di tanyakan oleh allah ,yang baik maupun yang buruk ,di perlihat kan semua .
9. Hari pertimbangan amal (Yaumul Mizan)
Yaumul Mizan adalah hari diadakannya timbangan amal perbuatan yang telah di lakukan manusia selama hidup di dunia.Tidak ada suatu amalpun yang terlewatkan .Semua akan di berikan balasan yang setimpal.
10.Hari Pembalasan (Yaumul Jaza )
Hari kiamat adalah hari pembalasan seluruh amal perbuatan manusia .Balasan yang akan di berikan Allah SWT sangat tergantung pada jenis amal yang telah di lakukan selama hidup di dunia.Jika amalnya baik,maka balasannnya berupa pahala dan surga,Sedangkan jika amalnya buruk,maka balasannya adalah siksa neraka.
11. Hari yang menentukan (As-Sa`ah)
Hari kiamat adalah hari yang tepat dan menentukan.Terjadinya kiamat merupakan saat yang telah di rancang dan ditentukan secara akurat.Tidak akan ada kesalahan,tidak akan di mundurkan atau di majukan.Saat terjadinya telah ditentukan menurut kehendak Allah yang mengusai alam ini.
12. Hari pembalasan Agama (Yaumul Diin)
Hari kiamat adalah hari pembalasan Agama.Artinya amal perbuatan yang berkaitan dengan pengamalan agamanya akan di pertangunggjawabkan pada hari tersebut.Termasuk amal shalat,puasa ,haji,zakat,shadaqah dan sebagainya.
TANDA-TANDA HARI KIAMAT
Tak ada stupun di dunia ini yang mengetahui waktu tiba terjadinya hari akhir atau hari kiamat.
Namun Nabi Muhammad SAW ,telah mengabarkan beberapa tanda sebelum hari kiamat terjadi,yaitu :
1.Merajalela kebodohan
Kebodohan yang muncul di dunia menjelang datangnya hari kiamat (akhir jaman)di tandai dengan meniggalkan para ulama (yang memiliki ilmu),sehingga sumber ilmu berkurang dan mencari pengatinya.Ilmu menjadi barang yang sangat mahal.
2. Tersebarnya perzinahan dalam berbagai bentuk di berbagai tempat.
Akhir zaman di tandai dengan terjadinya pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan,sehingga banyak menimbulkan perzinahan,Suatu perbuatan yang terajatnya sama dengan perilaku binatang.
3. Minuman keras(khamar) telah di jadikan minuman kebanggaan.
Dalam perkembangan zaman modren seperti yang terjadi saat ini,siapapun bisa dengan sangat mudah menemukan berbagai jenis minuman keras (khamar).Dan jika minuman keras sudah di anggap biasa dan wajar,maka hal ini merupakan salah satu tanda hari kiamat.
4.Jumlah lelaki lebih sedikit daripada jumlah perempuan
Saat ini penduduk dunia berjumlah sekitar 5 milyar orang ,suatu jumlah yang sangat besar bila di bandingkan dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya,menurut sensus kependudukan ,disimpulkan bahwa ternyata jumlah perempuan jauh lebih banyak di bandingkan dengan laki-laki.
5. Gaya hidup yang materalistik(hub al-dunya) dan sikap mental yang takut mati
Saat ini ,terjadi kecenderungan orang untuk lebih mementingkan urusan duniawi di bandingkan dengan mempersipkan kepentingan Akhirat.
Kehidupan Sesudah Hari Kiamat
Orang beriman menyakini bahwa semua manusia akan di hidupkan kembali sesudah peristiwa hari kiamat.Mula-mula Allah menghidupkan malaikat Israfil untuk bertugas membangkitkan manusia dari alam barzah yang di sebut Yaumul Ba`ats.
Manusia setelah di bangkitkan lalu di kumpulkan Allah di suatu tempat bernama Mahsyar.Manusia menunggu pengadilan Allah SWT guna mempertanggungjawabkan perbuatan nya selama di dunia.
Setiap amal perbuatan manusia yang sekecil apapun akan di perhitungkan oleh Allah.
Hari perhitungan amal di sebut Yaumul Hisab ,Kemudian amal di timbang dengan seadil adilnya.Penimbangan amal di sebut Yaumul Mizan.
Bagi orang yang beramal baik akan mendapatkan balasan kebahagiaan yang abadi yaitu surga.Sebaiknya orangn yang beramal kejahatan akan mendapat siksa dan di masukan ke neraka.Hari pembalasan ini di sebut Yaumul Jaza.
Diriwayatkan dari Umar Ibnul Khattab r.a.: Telah datang Jibril kepada Nabi Muhamad SAW bukan pada waktu yang biasanya ia datang ,Rasulullah lalu berdiri mendapatkannya dan bertanya :Hai Jibril,kenapa aku melihat engkau berubah warnamu.Berkata jibril : Aku datang kepadamu untuk menerangkan semburan api neraka .Berkata Rasulullah : terangkanlah kepadaku keadaan neraka dan hal ihwal Jahanam.Berkata Jibril : Sesungguhnya Allah memerintahkan agar Jahanam di nyalakan apinya 1.000 tahun lamanya,sehingga karena semakin panasnya ,sehingga berobahlah warnanya menjadi putih.Lalu diperintahkan menyalakan 1.000 tahun lagi ,sehingga berubah warnanya menjadi merah.Lalu di perintahkan menyalakan 1.000 tahun lagi ,sehingga berubah warnanya menjadi hitam yang amat gelap,sehingga hilang sinarnya,bergejolak -gejolak tak padam-padam bakarannya.Demi Tuhan yang mengutusmu dengan kebenaran,sekiranya dibukakanlah Jahanam itu sebesar lobang jarum,akan terbakarlah bumi dan segala isinya karena panasnya .Dan demi Tuhan yang mengutusmu dengan kebenaran ,sekiranya salah satu dari penjaga-penjaga Neraka itu didatangkan Allah ke dunia ini ,akan matilah seluruh manusia isi bumi ini karena kejelekan rupanya dan kebusukan bau nya .Demi Tuhan yang mengutusmu dengan kebenaran ,sekiranya sebuah ring (lingkaran)dari rantai Neraka diletakkkan di sebuah gunung di dunia ini ,akan tembuslah gunung itu sampai -sampai ke dasar bumi yang paling bawah.Maka berkata Raslullah SAW :Untunglah hai Jibril ,jantungku tak sampai pecah sehingga aku mati mendengar keteranganmu ini.Rasulullah melihat Jibril menanggis ,Rasulullah ikut menanggis pula ,lalu berkata :Kenapa engkau sampai menanggis pula ya Jibril,sedang kedudukanmu begitu rupa di sisi Allah? Berkata Jibril: Kenapa aku tak akan menanggis ,malah aku lah yang lebih berhak menanggis ,karena siapa tahu keadaanku dalam ilmu Allah tidak seperti yang aku ketahui,dan saya tidak mengetahui apakah saya tidak akan mengalami cobaan seperti iblis ,sedang iblis itu termasuk golongan Malaikat(tetapi menyeleweng),dan aku tidak tahu apakah aku akan mengalami apa yang di alami oleh Harut dan Marut.Maka menanggislah Jibril ,dan menanggis pulalah Rasulullah SAW .Lama keduanya sama-sama menanggis ,lalu datanglah seruan dari langit : Hai Jibril ,Hai Muhamad,sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla telah menjamin kamu berdua dengan tidak durhaka .Lalu Jibril naik ke langit dan Rasulullah lalu menerusakn perjalanan.
Diterangkan oleh Rasulullah SAW bahwa perumpamaan perbandingan antara dunia dan akhirat (surga)adalah seperti seorang yang pergi ke pinggir laut .lalu memasukkasn sebuah jari tangannya ke air laut ,lalu mengangkatkan tangannya kembali.Air yang melekat pada jari itulah dunia,sedang air yang masih tinggal di lautan,itulah akhirat atau Surga.
Dalam hadis lain diterangkan pula Rasulullah mengatakan bahwa Allah menciptakan 100 rahmat ,satu rahmat di bagi-bagikan Allah di dunia ini,sedang 99 lainnya akan di bagikan Allah di dalam surga nanti.Berarti bahwa kesenanggan dalam Surga itu adalah 99 kali lebih hebat dari kesenangan yang terhebat di dunia sekarang ini.
Diterangkan pula ,bahwa keindahan surga itu senantiasa bertambah,tidak tetap seperti barang -barang di dunia ini.Karenanya orang di dalam surga tidak pernah merasa bosan,sekalipun mereka telah tinggal berjuta -juta tahun lamanya.
Didalam surga terdapat macam -macam kesenanggan,kebahagiaan ,kelezatan ,kemewahan,kegembiraan yang tak ada putus-putusnya dan tidak pernah berkurang.Begitu juga dengan nafsu atau keinginan orang yang berada di dalam surga tidak pernah kendur ,lemah atau berkurang selamanya.
Didalam surga tak ada kematian lagi,tidak ada proses umur ,semua orang dalam keadaan muda terus-menerus,sehat,kuat,gembira terus menerus.Setiap orang akan hidup dengan istri atau suami dengan kegembiraan dan kelezatan hidup dengan suami isteri yang sehebat-hebatnya yang tak pernah mengendur atau berkurang,tetapi tidak mendapatkan keturunan lagi.Sebab itu di dalam Surga tidak ada kelahiran baru.Dan tak ada kotoran,baik kotoran besar atau kecil.Semuanya akan menjadi angin dan peluh saja.

Selasa, 05 Mei 2015

Bulan Rajab

Di Balik Bulan Rajab
Bulan Rajab terletak antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya’ban. Bulan Rajab sebagaimana bulan Muharram termasuk bulan haram. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36)
Ibnu Rajab mengatakan, ”Allah Ta’ala menjelaskan bahwa sejak penciptaan langit dan bumi, penciptaan malam dan siang, keduanya akan berputar di orbitnya. Allah pun menciptakan matahari, bulan dan bintang lalu menjadikan matahari dan bulan berputar pada orbitnya. Dari situ muncullah cahaya matahari dan juga rembulan. Sejak itu, Allah menjadikan satu tahun menjadi dua belas bulan sesuai dengan munculnya hilal.
Satu tahun dalam syariat Islam dihitung berdasarkan perpuataran dan munculnya bulan, bukan dihitung berdasarkan perputaran matahari sebagaimana yang dilakukan oleh Ahli Kitab.” (Latho-if Al Ma’arif, 202)
Lalu apa saja empat bulan suci tersebut? Dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679)
Jadi empat bulan suci yang dimaksud adalah (1) Dzulqo’dah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram; dan (4) Rajab.
Di Balik Bulan Haram
Lalu kenapa bulan-bulan tersebut disebut bulan haram? Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah mengatakan, ”Dinamakan bulan haram karena dua makna.
Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.
Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.” (Lihat Zaadul Maysir, tafsir surat At Taubah ayat 36)
Karena pada saat itu adalah waktu sangat baik untuk melakukan amalan ketaatan, sampai-sampai para salaf sangat suka untuk melakukan puasa pada bulan haram. Sufyan Ats Tsauri mengatakan, ”Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya.” (Latho-if Al Ma’arif, 214)
Ibnu ’Abbas mengatakan, ”Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.” (Latho-if Al Ma’arf, 207)
Bulan Haram Mana yang Lebih Utama?
Para ulama berselisih pendapat tentang manakah di antara bulan-bulan haram tersebut yang lebih utama. Ada ulama yang mengatakan bahwa yang lebih utama adalah bulan Rajab, sebagaimana hal ini dikatakan oleh sebagian ulama Syafi’iyah. Namun An Nawawi (salah satu ulama besar Syafi’iyah) dan ulama Syafi’iyah lainnya melemahkan pendapat ini. Ada yang mengatakan bahwa yang lebih utama adalah bulan Muharram, sebagaimana hal ini dikatakan oleh Al Hasan Al Bashri dan pendapat ini dikuatkan oleh An Nawawi. Sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa yang lebih utama adalah bulan Dzulhijjah. Ini adalah pendapat Sa’id bin Jubair dan lainnya, juga dinilai kuat oleh Ibnu Rajab dalam Latho-if Al Ma’arif (hal. 203).
Hukum yang Berkaitan dengan Bulan Rajab
Hukum yang berkaitan dengan bulan Rajab amatlah banyak, ada beberapa hukum yang sudah ada sejak masa Jahiliyah. Para ulama berselisih pendapat apakah hukum ini masih tetap berlaku ketika datang Islam ataukah tidak. Di antaranya adalah haramnya peperangan ketika bulan haram (termasuk bulan Rajab). Para ulama berselisih pendapat apakah hukum ini masih tetap diharamkan ataukah sudah dimansukh (dihapus hukumnya). Mayoritas ulama menganggap bahwa hukum tersebut sudah dihapus. Ibnu Rajab mengatakan, ”Tidak diketahui dari satu orang sahabat pun bahwa mereka berhenti berperang pada bulan-bulan haram, padahal ada faktor pendorong ketika itu. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sepakat tentang dihapusnya hukum tersebut.” (Lathoif Al Ma’arif, 210)
Begitu juga dengan menyembelih (berkurban). Di zaman Jahiliyah dahulu, orang-orang biasa melakukan penyembelihan kurban pada tanggal 10 Rajab, dan dinamakan ’atiiroh atau Rojabiyyah (karena dilakukan pada bulan Rajab). Para ulama berselisih pendapat apakah hukum ’atiiroh sudah dibatalkan oleh Islam ataukah tidak. Kebanyakan ulama berpendapat bahwa ’atiiroh sudah dibatalkan hukumnya dalam Islam. Hal ini berdasarkan hadits Bukhari-Muslim, dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
لاَ فَرَعَ وَلاَ عَتِيرَةَ
”Tidak ada lagi faro’ dan ’atiiroh.” (HR. Bukhari no. 5473 dan Muslim no. 1976). Faro’ adalah anak pertama dari unta atau kambing, lalu dipelihara dan nanti akan disembahkan untuk berhala-berhala mereka.
Al Hasan Al Bashri mengatakan, ”Tidak ada lagi ’atiiroh dalam Islam. ’Atiiroh hanya ada di zaman Jahiliyah. Orang-orang Jahiliyah biasanya berpuasa di bulan Rajab dan melakukan penyembelihan ’atiiroh pada bulan tersebut. Mereka menjadikan penyembelihan pada bulan tersebut sebagai ’ied (hari besar yang akan kembali berulang) dan juga mereka senang untuk memakan yang manis-manis atau semacamnya ketika itu.” Ibnu ’Abbas sendiri tidak senang menjadikan bulan Rajab sebagai ’ied.
’Atiiroh sering dilakukan berulang setiap tahunnya sehingga menjadi ’ied (sebagaimana Idul Fitri dan Idul Adha), padahal ’ied (perayaan) kaum muslimin hanyalah Idul Fithri, Idul Adha dan hari tasyriq. Dan kita dilarang membuat ’ied selain yang telah ditetapkan oleh ajaran Islam. Ada sebuah riwayat,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَنْهَى عَن صِيَامِ رَجَبٍ كُلِّهِ ، لِاَنْ لاَ يَتَّخِذَ عِيْدًا.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berpuasa pada seluruh hari di bulan Rajab agar tidak dijadikan sebagai ‘ied.” (HR. ’Abdur Rozaq, hanya sampai pada Ibnu ’Abbas (mauquf). Dikeluarkan pula oleh Ibnu Majah dan Ath Thobroniy dari Ibnu ’Abbas secara marfu’, yaitu sampai pada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam)
Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, ”Intinya, tidaklah dibolehkan bagi kaum muslimin untuk menjadikan suatu hari sebagai ’ied selain apa yang telah dikatakan oleh syari’at Islam sebagai ’ied yaitu Idul Fithri, Idul Adha dan hari tasyriq. Tiga hari ini adalah hari raya dalam setahun. Sedangkan ’ied setiap pekannya adalah pada hari Jum’at. Selain hari-hari tadi, jika dijadikan sebagai ’ied dan perayaan, maka itu berarti telah berbuat sesuatu yang tidak ada tuntunannya dalam Islam (alias bid’ah).” (Latho-if Al Ma’arif, 213)
Baca selengkapnya di website kami Rumaysho.Com >>rumaysho.com/amalan/di-balik-bulan-rajab-348

( FAKTA ) Benarkah Nabi Muhammad Tidak Bisa Membaca dan Menulis?

Benarkah Nabi Muhammad Tidak Bisa Membaca dan Menulis?


Apa yang dimaksud Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu ummi? Apakah benar beliau tidak bisa membaca dan menulis?

Apa yang Dimaksud Ummi?

Allah Ta’ala berfirman,
الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Orang-orang yang mengikut Rasul (yang merupakan) Nabi yang ummi (tidak bisa membaca, menulis, dan menggunakan ilmu hisab) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan hal-hal yang ma’ruf dan melarang mereka dari hal-hal yang mungkar, menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk, dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an) adalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-A’raf: 157)
Qatadah menyatakan bahwa yang dimaksud dengan ummi adalah tidak bisa menulis. (Tafsir Ath-Thabari, 6: 105)
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menyebutkan bahwa sifat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah disebutkan dalam kitab nabi-nabi sebelumnya yaitu disebutkan bahwa beliau adalah seorang yang ummi. Para nabi sebelumnya memerintahkan untuk mengikuti Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sifat tersebut masih terus ada dalam kitab mereka. Ulama dan rahib mereka bahkan sangat mengetahui hal itu. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 95)
Namun keummian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan berarti tidak memiliki ilmu, bahkan beliau adalah orang yang sangat alim dan berilmu.
Ibnu Taimiyah rahimahullah mengingatkan bahwa keummian Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallambukanlah berarti beliau tidak berilmu atau tidak bisa menghafal, bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamadalah imamnya para Nabi dalam hal itu. Disebut ummi hanyalah karena beliau tidak bisa menulis dan tidak bisa membaca sesuatu yang tertulis. (Majmu’ah Al-Fatawa, 25: 172)

Apa Hikmah Nabi Muhammad Tidak Bisa Membaca dan Menulis?

Disebutkan dalam ayat lainnya,
وَمَا كُنْتَ تَتْلُو مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَابٍ وَلَا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ إِذًا لَارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ
Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Quran) sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu).” (QS. Al Ankabut: 48)
Imam Syaukani rahimahullah menyebutkan, “Seandainya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang mampu membaca dan menulis, tentu orang-orang akan berkata bahwa ajaran beliau hanyalah dari hasil membaca kitab-kitab Allah yang ada sebelumnya. Ketika disebut bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang yang ummi, yaitu tidak bisa membaca dan menulis, tentu tidak ada yang ragu lagi pada (ajaran) beliau (yaitu yang beliau bawa adalah wahyu ilahi, -pen). Sehingga yang mengingkari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam paling hanya karena kesombongan atau termakan syubhat.” (Fath Al-Qadir, 4: 273).
Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.

Kirim Pahala Al Fatihah

Kirim Pahala Al Fatihah

kirim_pahala_al_fatihah
Kita biasa saksikan di tengah-tengah masyarakat kita mengenai tradisi kirim pahala. Dalam do’a mereka katakan, “Ilaa hadroti ‘fulan’, al fatihaah”. Bagaimanakah pandangan Islam tentang hal ini? Apakah amalan semacam itu diajarkan dalam Islam?
Syaikh Muhammad Nashiruddin dalam Ahkamul Janaiz menyebutkan,
أن قول الناس اليوم في بعض البلاد: ” الفاتحة على روح فلان ” مخالف للسنة المذكورة، فهو بدعة بلا شك، لا سيما والقراءة لا تصل إلى الموتى على القول الصحيح
“Perkataan yang masyhur di tengah-tengah masyarakat di berbagai negeri, “(Kirim pahala) Al Fatihah pada ruh ‘fulan’ ” adalah menyelisihi ajaran Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, itu termasuk amalan yang tiada tuntunan tanpa diragukan lagi. Lebih-lebih pahala bacaan Qur’an tidak sampai pada orang yang telah mati menurut pendapat yang lebih tepat.
Dalam Ahkamul Janaiz disebutkan pula,
وأما قراءة القرآن عند زيارتها، فمما لا أصل له في السنة، بل الاحاديث المذكورة في المسألة السابقة تشعر بعدم مشروعيتها، إذ لو كانت مشروعة، لفعلها رسول الله وعلمها أصحابه، لا سيما وقد سألته عائشة رضي الله عنها – وهي من أحب الناس إليه – عما تقول إذا زارت القبور؟ فعلمها السلام والدعاء.
ولم يعلمها أن تقرأ الفاتحة أو غيرها من القرآن، فلو أن القراءة كانت مشروعة لما كتم ذلك عنها، كيف وتأخير البيان عن وقت الحاجة لا يجوز كما تقرر في علم الاصول، فكيف بالكتمان، ولو أنه علمهم شيئا من ذلك لنقل إلينا، فإذ لم ينقل بالسند الثابت دل على أنه لم يقع.
“Adapun membaca Al Qur’an ketika ziarah kubur, maka tidak ada landasan dalil sama sekali. Bahkan hadits yang membicarakan hal tersebut yang telah disebutkan sebelumnya menunjukkan amalan tersebut tidak disyari’atkan. Dan seandainya hal tersebut disyari’atkan, tentu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan melakukannya, begitu pula para sahabat. Ketika ‘Aisyah -istri yang paling dicintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam – bertanya pada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai apa yang dibaca ketika ziarah kubur, maka yang dianjarkan pada ‘Aisyah adalah ucapan salam dan do’a. Dan tidak dianjarkan membaca Al Fatihah atau bacaan Qur’an lainnya. Seandainya membaca Al Qur’an tatkala ziarah kubur itu disyari’atkan, maka tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak diam. Bagaimana beliau bisa mengakhirkan penjelasan dari waktu yang dibutuhkan? Tentu tidak boleh, sebagaimana telah diketahui dalam ilmu ‘ushul. Mana mungkin bisa diam dalam kondisi semacam itu? Seandainya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan pada para sahabat akan hal itu, tentu akan sampai pada kita. Jika tidak ada riwayat sanad dalam perkara ini, maka itu menunjukkan amalan tersebut tidak ada.”
Hanya Allah yang memberi petunjuk kepada kebenaran.

Pedagang yang Bermain Curang dalam Timbangan

Pedagang yang Bermain Curang dalam Timbangan
Untuk meraup keuntungan besar, salah satu cara yang dilakukan pedagang adalah bermain curang dalam hal timbangan. Padahal bermain curang seperti ini terancam dalam ayat Al Quran.
Manakah ayat Al Quran yang menyebutkan masalah ini?
Allah Ta’ala berfirman,
وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ (1) الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ (2) وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ (3)
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (QS. Al Muthoffifin: 1-3).
Kalimat Al Muthoffifin ditafsirkan dengan ayat selanjutnya, yaitu mereka yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi secara sempurna, tanpa boleh ada kekurangan. Namun saat mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka malah mengurangi. Bisa jadi dengan alat takaran atau timbangan yang mereka curangi. Mereka bisa pula berbuat curang dengan enggan menyempurnakan takaran atau timbangan, atau semisal itu. Ini sama saja merampas harta manusia tanpa lewat jalan yang benar.
Jika ancaman bagi yang beruat curang dalam timbangan timbangan atau takaran saja seperti itu, bagaimanakah lagi dengan orang yang merampas dan mencuri, tentu lebih parah dari Al Muthoffifin. Demikian penjelasan dari Syaikh As Sa’di dalam kitab tafsirnya.
Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir Al Quran Al ‘Azhim berkata bahwa yang dimaksud dengan Al Muthoffifin adalah berbuat curang ketika menakar dan menimbang. Bentuknya bisa jadi, ia meminta untuk ditambah lebih ketika ia meminta orang lain menimbang. Bisa jadi pula, ia meminta untuk dikurangi jika ia menimbangkan untuk orang lain. Itulah mengapa akibatnya begitu pedih yaitu dengan kerugian dan kebinasaan. Itulah yang dinamakan wail.
Ibnu Katsir juga berkata,
وأهلك الله قوم شعيب ودَمَّرهم على ما كانوا يبخسون الناس في المكيال والميزان
“Allah membinasakan dan menghancurkan kaum Syu’aib dikarenakan mereka berbuat curang dalam takaran dan timbangan.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 508).
Wail itu sendiri -menurut Tafsir Al Jalalain-,
كلمة عذاب أو واد في جهنم
“Kalimat yang menunjukkan siksa atau lembah di Jahannam.”
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
لما قدم نبي الله صلى الله عليه وسلم المدينة كانوا من أخبث الناس كيلا فأنزل الله: { وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ } فحسنَّوا الكيلَ بعد ذلك
“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, penduduk di kota tersebut sering bermain curang dalam takaran. Turunlah ayat ‘celakalah al muthoffifin’. Setelah itu barulah mereka memperbagus takaran mereka.” (HR. An Nasai dalam Al Kubro. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan dalam Sunan Ibnu Majah no. 1808).
Ayat lain yang membicarakan perintah untuk bagus dalam takaran atau timbangan,
وَأَوْفُوا الْكَيْلَ إِذَا كِلْتُمْ وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيمِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. Al Isra': 35).
وَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
“Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya.” (QS. Al An’am: 152).
Untuk meraup keuntungan besar, salah satu cara yang dilakukan pedagang adalah bermain curang dalam hal timbangan. Padahal bermain curang seperti ini terancam dalam ayat Al Quran.
Manakah ayat Al Quran yang menyebutkan masalah ini?
Allah Ta’ala berfirman,
وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ (1) الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ (2) وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ (3)
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (QS. Al Muthoffifin: 1-3).
Kalimat Al Muthoffifin ditafsirkan dengan ayat selanjutnya, yaitu mereka yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi secara sempurna, tanpa boleh ada kekurangan. Namun saat mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka malah mengurangi. Bisa jadi dengan alat takaran atau timbangan yang mereka curangi. Mereka bisa pula berbuat curang dengan enggan menyempurnakan takaran atau timbangan, atau semisal itu. Ini sama saja merampas harta manusia tanpa lewat jalan yang benar.
Jika ancaman bagi yang beruat curang dalam timbangan timbangan atau takaran saja seperti itu, bagaimanakah lagi dengan orang yang merampas dan mencuri, tentu lebih parah dari Al Muthoffifin. Demikian penjelasan dari Syaikh As Sa’di dalam kitab tafsirnya.
Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir Al Quran Al ‘Azhim berkata bahwa yang dimaksud dengan Al Muthoffifin adalah berbuat curang ketika menakar dan menimbang. Bentuknya bisa jadi, ia meminta untuk ditambah lebih ketika ia meminta orang lain menimbang. Bisa jadi pula, ia meminta untuk dikurangi jika ia menimbangkan untuk orang lain. Itulah mengapa akibatnya begitu pedih yaitu dengan kerugian dan kebinasaan. Itulah yang dinamakan wail.
Ibnu Katsir juga berkata,
وأهلك الله قوم شعيب ودَمَّرهم على ما كانوا يبخسون الناس في المكيال والميزان
“Allah membinasakan dan menghancurkan kaum Syu’aib dikarenakan mereka berbuat curang dalam takaran dan timbangan.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 508).
Wail itu sendiri -menurut Tafsir Al Jalalain-,
كلمة عذاب أو واد في جهنم
“Kalimat yang menunjukkan siksa atau lembah di Jahannam.”
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
لما قدم نبي الله صلى الله عليه وسلم المدينة كانوا من أخبث الناس كيلا فأنزل الله: { وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ } فحسنَّوا الكيلَ بعد ذلك
“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, penduduk di kota tersebut sering bermain curang dalam takaran. Turunlah ayat ‘celakalah al muthoffifin’. Setelah itu barulah mereka memperbagus takaran mereka.” (HR. An Nasai dalam Al Kubro. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan dalam Sunan Ibnu Majah no. 1808).
Ayat lain yang membicarakan perintah untuk bagus dalam takaran atau timbangan,
وَأَوْفُوا الْكَيْلَ إِذَا كِلْتُمْ وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيمِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. Al Isra': 35).
وَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
“Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya.” (QS. Al An’am: 152).

Cari Blog Ini

Wikipedia

Hasil penelusuran